Strategi Bimbingan dan Konseling



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Strategi Bimbingan dan Konseling
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan diterapkan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan. Strategi dalam layanan bimbingan dan konseling disebut strategi layanan bimbingan dan konseling.[1]
Berdasarkan pada fungsi dan prinsip bimbingan, maka kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling itu dikembangkan dalam suatu program bimbingan dan konseling yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu : 1) layanan dasar bimbingan; 2) layanan responsif; 3) layanan perencanaan individual dan; 4) dukungan system. Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini hanya meliputi point 1-3 dan ditambah dengan layanan preventif dan mikro konselingnya.
1.      Layanan Dasar Bimbingan
Layar dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik. Tugas-tugas perkembangan peserta didik itu sebagai berikut :
a)      Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b)      Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
c)      Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.



d)     Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
e)      Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni.
f)       Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
g)      Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
h)      Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia.
Layanan dasar bimbingan ini juga berisi layanan bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi dan bimbingan karir. Layanan ini ditunjukan untuk seluruh peserta didik, disajikan atau diluncurkan dengan menggunakan strategi klasikal dan dinamika kelompok.[2]
a.      Layanan dasar Bimbingan Bidang Pribadi-Sosial
Isi layanan dasar bimbingan bidang pribadi-sosial sebagai berikut :
1)      Macam-macam kaidah ajaran islam.
2)      Pokok-pokok keyakinan ajaran agama yang dianutnya.
3)      Praktik menjalankan ajaran agama
4)      Contoh-contoh hubungan menurut ajaran agama.
5)      Praktik hubungan berdasarkan ajaran agama.
6)      Fakta perubahan fisik dan psikis remaja.
7)      Contoh-contoh sikap penerimaan terhadap perubahan fisik dan psikis.
8)      Konsep pola hidup sehat.
9)      Contoh-contoh pola hidup sehat.
10)  Cara-cara upaya mengembangkan kondisi hidup sehat.
11)  Praktik cara-cara mengupayakan pengembangan kondisi hidup sehat.
12)  Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial.
13)  Pengembangan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial.
14)  Konsep empati, contoh-contoh empati terhadap orang yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis, praktik bersikap empati terhadap orang yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis.
15)   Contoh-contoh peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita, contoh-contoh penerimaan peran pribadi sebagai pria atau wanita dalam kelompok sebaya tanpa membedakan teman pria atau wanita pada posisi tertentu, praktik menjalankan peran dalam dan kelompok sebaya tanpa membedakan peran pria atau wanita pada posisi tertentu.
16)  Contoh-contoh pola hubungan sosial dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita, contoh-contoh pola hubungan sosial dengan teman sebaya tanpa membedakan peran pria atau wanita pada posisi tertentu, praktik menjalankan pola hubungan sosial dengan teman sebaya tanpa membedakan peran pria atau wanita pada posisi tertentu.
17)  Contoh-contoh nilai dan cara berperilaku pribadi dalam kehidupan sosial yang lebih luas, praktik menerapkan nilai dan cara berperilaku pribadi dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
18)  Contoh-contoh nilai dan cara berperilaku sosial dalam kehidupan di luar kelompok sebaya, praktik menerapkan nilai dan cara berperilaku sosial dalam kehidupan diluar kelompok sebaya.
19)  Konsep kemampuan, bakat, minat karir, dan apresiasi seni; identifikasi kemampuan, bakat, dan minat diri sendiri; identifikasi kecenderungan arah karir sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat; identifikasi arah apresiasi seni (seni rupa, seni lukis, seni sastra, seni suara, dan lain-lain) tanpa terlalu terikat pada kemampuan, bakat, dan minat sendiri.
20)  Contoh-contoh aspek sosial Pada tingkat yang lebih tinggi, motivasi dan semangat untuk mempersiapkan arah karir yang cocok bagi dirinya, motivasi dan semangat untuk berperan aktif dalam kehidupan masyarakat.
21)  Contoh-contoh aspek sosial bebagai materi yang dipelajari di SMP, mewujudkan pengembangan penguasaan aspek sosial berbagai materi yang dipelajari di SMP, contoh-contoh aspek sosial dari upaya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, mewujudkan pengembangan pemanfaatan aspek-aspek sosial untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, contoh-contoh aspek sosial dalam mempersiapkan karir, mewujudkan pengembangan aspek-aspek sosial dalam mempersiapkan karir, contoh-contoh aspek sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
22)  Konsep dan contoh-contoh kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; contoh-contoh tentang sikap yang harus diambil dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; motivasi untuk melaksanakan sikap dasar dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
23)  Contoh-contoh aspek sosial dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; cara-cara bersikap dalam hubungan sosial berkenaan dengan kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; praktik cara bersikap dalam hubungan sosial berkenaan dengan kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
24)  Konsep dan contoh-contoh sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi dan anggota masyarakat, motivasi untuk berpenilian sesuai dengan sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai peribadi dan anggota masyarakat.
25)  Contoh-contoh aspek sosial dalam sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara; cara-cara mewujudkan aspek sosial dalam sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyakat dan warga negara, serta penerapannya.[3]
b.      Layanan Dasar Bimbingan Bidang Belajar
Adapun isi layanan dasar bimbingan bidang belajar sebagai berikut.
1)      Contoh –contoh kegiatan belajar menurut ajaran agama, praktik kegiatan belajar menurut ajaran agama.
2)      Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan belajar, cara-cara mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan fsikis dalam kegiatan belajar, praktik cara-cara mengatasi kesulitan belajar yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar.
3)      Contoh-contoh pengaruh hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar baik pengaruh positif maupun negatif, cara-cara dan praktik pengembangan pengaruh positif hubungan teman sebaya terhadap kegiatan bekajar, cara-cara dan praktik menghindari dan mengatasi pengaruh negatif hubungan teman sebaya terhadap kegiatan kegiatan belajar.
4)      Contoh-contoh pengaruh nilai dan cara berperilaku pribadi dan sosial dalam kehidupan yang lebih luas terhadap kegiatan belajar, praktik mengembangkan pengaruh yang positif dan menghindari yang negatif perilaku peibadi dan sosial dalam kehidupan yang lebih luas terhadap kegiatan belajar.
5)      Contoh-contoh pengaruh poaitif kemampuan, bakat, dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar; cara-cara dan penerapan pengembangan pengaruh positif kemampuan, bakat, dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar; contoh-contoh pengaruh positif kecenderungan karir terhadap kegiatan belajar; cara-cara dan penerapan pengembangan pengaruh positif kecenderungan karir terhadap kegiatan belajar; contoh-contoh pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajar; cara-cara dan peneraoan apresiasi seni terhadap kegiatan belajar.
6)      Motivasi, sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar di dalam dan di luar kelas, membaca cepat dan tepat, menyiapkan tugas, karya tulis, ulangan/ujian, belajar mandiri dan kelompok, menggunakan alat bantu dan sumber belajar (termasuk buku, kamus, ensiklopedi, jurnal, komputer untuk semua mata pelajaran); sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar seara optimal untuk menguasai program di SMP; praktik pengembangan sikap, kebiasaan, dan keterampilan belajar secara optimal; sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar secara optimal untuk menguasi bekal bagi program pelajaran lebih lanjut; praktik pengembangan sikap. Kebiasan dan keterampilan belajar secara optimal untuk menguasai bekal program pelajaran lebih lanjut.
7)      Contoh-contoh pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara emisional, sosial, dan ekonomi dalam kegiatan belajar; cara-cara mewujudkan pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi dalam kegiatan belajar serta penerapannya.
8)      Contoh-contoh pengaruh sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara dalam kegiatan belajar; cara-cara mewujudkan pengaruh sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara dalam kegiatan belajar serta penerapannya.[4]
c.       Layanan Dasar Bimbingan Bidang Karir
Isi layanan dasar bimbingan bidang karir sebagai berikut.
1)      Contoh-contoh pengembangan karir menurut ajaran agama, praktik kegiatan kerja yang mengarah pengembangan karir menurut ajaran agama.
2)      Contoh-contoh pengaruh perubahan-perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karir, cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk mengembangkan karir, praktik cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir.
3)      Contoh-contoh kemanfaatan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangkan persiapan karir, praktik kemanfaatan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir, konsep persamaan jender dalam pilihan dan pengembangan karir.
4)      Contoh-contoh keterkaitan antara nilai dan cara-cara bertingkah laku dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kondisi bekerja dan pengembangan karir, praktikmewujudkan hubungan yang baik antara  berkaitan dengan kemampuan bakat dan minat, contoh-contoh aspek sosial berkaitan dengan mengembangkan karir, contoh-contoh aspek sosial berkaitan dengan apresiasi seni.
5)      Motivasi dan semangat untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang menjadi program sekolah, motivasi dan semangat untuk pelajaran.[5]
2.      Layanan Responsif
Layanan Responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini bersifat preventif atau mungkin kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif ini adalah :
1)      Bidang pendidikan
2)      Bidang belajar
3)      Bidang sosial
4)      Bidang pribadi
5)      Bidang karir
6)      Bidang tata tertib sekolah
7)      Bidang narkotika dan perjudian
8)      Bidang perilaku sosial
9)      Bidang kehidupan lainnya.[6]
3.      Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu seluruh peserta didik membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, dan social pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini adalah membantu peserta didik memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencana itu atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu. Strategi peluncurannya adalah konsultasi dan konseling.
Isi layanan perencanaan individual sebagai berikut.
a.       Bidang pendidikan dengan topik-topiknya belajar yang efektif, belajar memantapkan program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat, dan karakteristik kepribadian lainnya.
b.      Bidang karir dengan topik-topiknya mengidentifikasi kesempatan karir yang ada di lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia kerja, dan merencanakan kehidupan karirnya.
c.       Bidang sosial-pribadi dengan topik-topiknya adalah mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangkan keterampilan-keterampilan social yang tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami perasaan orang lain.[7]
4.      Layanan Preventif dan Mikro Konselingnya
Layanan yang bersifat preventif (pencegahan) adalah pemberian bantuan kepada siswa sebelum menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius. Cara yang ditempuh bermacam-macam, antara lain : memelihara situasi yang baik dan menjaga situasi itu agar tetap baik. Dalam hal ini hubungan siswa dengan guru dan staf yang lain harus dijaga sebaik mungkin. Saling mengerti kedudukannya sehingga satu dengan yang lainnya tidak saling membenci. Demikian juga guru dalam menyampaikan materi harus disesuaikan dengan keadaan anak. Minat anak dan guru berusaha semaksimal mungkin menimbulkan semangat anak agar tidak merasa bosan terhadap guru dan materi yang diberikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dewa Ketut Sukardi menjelaskan : “Bimbingan berfungsi preventif, pencegahan terjadinya atau timbulnya masalah dari anak didik dan berfungsi preservation. Memelihara situasi dan menjaga supaya situasi itu tetap baik.” (Sukardi, 1983:8).
Selanjutnya bimbingan preventif ini bisa dengan cara penggunaan waktu senggang. Jenis bimbingan ini untuk membantu siswa dalam menggunakan waktu senggang dengan cara mengisi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain atau lingkungan.
Dengan bimbingan jenis ini diharapkan siswa mampu memanfaatkan waktu senggang dengan mengisi kegiatan-kegiatan belajar, bekerja atau rekreasi yang membawa manfaat.
Sebagaimana dikemukakan oleh I. Djumhur dan Moh. Surya sebagai berikut :
Kegiatan bimbingan menggunakan waktu senggang antara lain membantu siswa dalam hal :
a.       Menggunakan waktu-waktu senggang untuk kegiatan produktif.
b.      Menyusun dan membagi waktu belajar dengan sebaik-baiknya.
c.       Mengisi dan menggunakan waktu pada jam-jam bebas, hari libur dan sebagainya.
d.      Merencanakan suatu kegiatan. (Ahmadi, 1978:38)
Menggunakan waktu senggang untuk kegiatan produktif, seperti: kegiatan OSIS, kepramukaan, organisasi keagamaan, olahraga dan kesenian yang dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga selalu merasa diliputi dalam kesibukan. Hal ini sedikit sekali bagi mereka memikirkan dan mengatur waktunya pada hal-hal yang tidak baik dan menjurus pada kegiatan amoral.
Mengenai penggunaan waktu yang sebaik-baiknya telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ashr ayat 1-3 yaitu :
وَٱلۡعَصۡرِ ١  إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
Artinya : Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kesabaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kebenaran.
Dari nash tersebut di atas dapat dipahami bahwa Islam sangat menghargai akan perlunya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya yaitu mengisi waktu dengan perbuatan yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi diri lingkungan.

Adapun bimbingan yang bersifat pencegahan adalah tata tertib, menanamkan kedisiplinan, memberikan motivasi, dan memberikan nasehat. (Anshari, 1991:67)
a.      Tata Tertib
Tata tertib adalah beberapa peraturan yang harus ditaati dalam situasi atau dalam suatu tata kehidupan tertentu. Peraturan tersebut dalam hal ini dapat berbentuk tulisan atau tidak tertulis. Yang tertulis misalnya tata tertib antara guru dengan murid, tata tertib pergaulan dan sebagainya.
b.      Menanamkan kedisiplinan
Disiplin adalah merupakan suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafannya mematuhi terhadap perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap suatu hal. Karena mengerti betul-betul tentang pentingnya dan larangan tersebut. Karena itu disiplin harus ditanamkan dalam sanubari anak. Menurut Hafi Anshari untuk menanamkan kedisiplinan pada anak dapat diusahakan dengan jalan : pembiasaan, dengan contoh dan teladan, dengan penyadaran dan dengan pengawasan atau kontrol. (Anshari, 1991:68)
1)      Dengan Pembiasaan
Anak dibiasakan untuk melakukan sesuatu dengan baik, tata tertib dan teratur, misalnya berpakaian yang rapi, masuk dan keluar kelas harus dengan ijin guru, harus memberi salam dan sebagainya.
2)      Dengan contoh dan teladan
Suri tauladan yang baik perlu mendapatkan perhatian yang sesungguhnya dari guru. Untuk itulah guru harus lebih dahulu memberikan contoh dengan perbuata yang baik, sebab kalau tidak maka dikalagan murid akan timbul semacam protes tentang keadaan tersebut sehingga akan menimbulkan rasa tidak senang, iri hati dan tidak ikhlas. Perbuatan baik itu dikerjakan oleh murid hanya karena keterpaksaan.
3)      Dengan penyadaran
Disamping adanya pembiasaan, contoh dan teladan, maka anak semakin kritis ingin mengerti tentang arti peraturan atau larangan tang ada. Maka kewajiban para guru untuk memberikan penjelasan, alasan yang dapat diterima dengan baik oleh pikiran anak. Sehingga dengan demikian timbul kesadaran anak tentang adanya perintah yang harus dikerjakan dan larangan-larangan yang harus ditinggalkan.
4)      Dengan pengawasan atau kontrol
Bahwa kepatuhan anak terhadap peraturan atau tata tertib mengenal juga adanya situasi tertentu yang mempengaruhi terhadap anak. Adanya kemungkinan anak nyeleweng atau tidak mematuhi tata tertib maka perlu diadakan pengawasan yang intensif terhadap situasi yang tidak diinginkan yang akibatnya akan merugikan keseluruhan.
c.       Memberi motivasi
Memberikan motivasi disini lebih ditekankan pada pembetukan akhlaq yang baik, yang mana akhlaq merupakan keseluruhan dari gerak hidup manusia.
Dalam hal ini Sardiman AM mengemukakan pendapatnya: Istilah motivasi banyak digunakan diberbagai bidang dan situasi dalam hal ini tidak akan dikemukakan motivasi dalam bidang dan motivasi dalam pembentukan akhlaq siswa. (Sardiman, 1987:93)
d.      Memberikan Nasehat
Dalam Bahasa Indonesia kata nasehat diartikan sebagai ajaran atau pelajaran yang baik. Namun suatu nasehat sudah barang tentu mesti timbul dari hati nurani yang bersih dan murni. Dengan tulus hati dengan kepentingan dan kebaikan yang dinasehati.
Pemberian nasehat dapat dilakukan dengan memberikan jalan untuk kebahagiaan hidup didunia dn kebahagiaan akherat. Mengingat mereka dengan yang halus dan yang lembut serta memberikan peringatan mengenai kelalaian mereka terhadap kewajiban sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.[8]

B.     Metode Bimbingan dan Konseling
Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk pencapaian suatu tujuan, karena kata metode berasal dari meta berarti melalui dan hodos berarti jalan. Dalam bimbingan dan konseling bisa dikatakan sebagai suatu cara tertentu yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling. Secara umum ada dua metode dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu pertama, metode bimbingan individual, dan kedua metode bimbingan kelompok. Metode bimbingan kelompok di kenal juga dengan bimbingan (group guidance) sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan individual konseling.
1.      Metode Bimbingan Individual
Seperti telah disebutkan dalam pembahasan di atas bahwa konseling merupakan salah satu teknik bimbingan. Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberiakan secara individual dan langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor) dengan siswa (klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor dengan siswa (klien). Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi.
Dalam konseling individual, konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan empati. Simpati ditunjukan oleh konselor melalui sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien (siswa). Sedangkan empati adalah usaha konselor menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya. Keberhasilan konselor bersimpati dan berempati akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada konselor. Keberhasilan bersimpati dan berempati dari konselor juga akan sangat membantu keberhasilan proses konseling.
Apabila merajuk kepada teori-teori konseling, setidaknya ada tiga cara konseling yaitu: Directive counseling; Non directive counseling dan; Ecleretive counseling.
Banyak teori – teori konseling yang melandasi praktik konseling; antara lain: teori konseling psikoanalisasi (freud), teori konseling Ego (Adler, Jung dan Fromm), teori konseling psikologi individual (Adler), teori konseling analisasi transaksional (Berne), teori konselingself (Rogers), teori konseling gestal (Perls), teori konseling behavioral (Skinner), teori konseling realitas (Glasser), teori konseling relational emotive (Ellis), teori konseling logo therapy (Frankl), teori konseling Islam, dan lain-lain. Agar lebih jelasnya cara konseling diatas dapat di perincikan sebagai berikut:
a.       Konseling direktif (directive counseling)
Konseling yang menggunakan metode ini, dalam prosesnya yang aktif atau paling berperan adalah konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan nasihat kepada klien. Praktik konseling yang dilakukan oleh para penganut teori behavioral counseling umumnya menerapkan cara – cara di atas dalam konselingnya. Karena praktik yang demikian, konseling ini juga dikenal dengan konseling yang berpusat pada konselor.
Praktik konseling direktif mendapat kritik terutama dari para penganut paham bahwa tujuan utama dalam konseling adalah kemandirian klien (siswa). Apabila klien masih dinasihati dan diarahkan berarti belum mandiri; sehingga tujuan utama konseling belum tercapai. Oleh sebab itu, para penganut paham ini menganjurkan konseling yang berpusat pada siswa (client centered ).
b.      Konseling nondirektif (non – directive counseling )
Seperti telah di sebutkan diatas, konseling nondirektif atau konseling yang berpusat pada siswa muncul akibat kritik terhadap konseling direktif (konseling berpusat pada konselor). Konselor nondirektif di kembangkan berdasarkan teori client centered ( konseling yang berpusat pada klien atau siswa). Dalam praktik konseling nondirektif, konselor hanya menampung pembicaraan, yang berperan adalah konselor. Klien atau konseli bebas berbicara sedangkan konselor menampung dan mengarahkan. Metode ini tertentu sulit di terapkan kepada kepribadian tertutup (introvert), karena klien (siswa) dengan kepribadian tertutup biasanya pendiam dan sulit diajak bicara. Cara ini juga belum bisa diterapkan secara efektif untuk murid sekolah dasar dan dalam keadaan siswa SMP. Metode ini bisa diterapkansecara efektif untuk siswa SMA dan mahasiswa di perguruan tinggi.
c.       Konseling Eklektif (Eclective counseling)
Kenyataan bahwa semua teori cocok untuk semua individu, semua masalah siswa, dan semua situasi konseling. Siswa disekolah atau di madrasah memiliki tipe-tipe kepribadian yang tidak sama. Oleh sebab itu, tidak mungkin di terapkan metode konseling direktif saja atau non direktif saja. Agar konseling berhasil secara efektif dan efesien, tertentu harus melihat siapa siswa (klien) yang akan di bantu dan melihat masalah yang dihadapi siswa dan melihat situasi konseling. Apabila terhadap siswa tertentu tidak bisa di terapkan metode direktif, maka mungkin bisa diterapkan metode nondirektif begitu juga sebaliknya. Atau apabila mungkin adalah dengan cara menggabungkan kedua metode di atas. Penggabungan kedua metode konseling di atas disebut metode eklektif (eclective counseling). Penerapan metode dalam konseling adalah dalam keadaan tertentu konselor menasihati dan mengarahkan konseli (siswa) sesuai dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang lain konselor memberikan kebebasan kepada konseli (siswa) untuk berbicara sedangkan konselor mengarahkan saja.
2.      Metode Bimbingan Kelompok
Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan  kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.
Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalaam kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok adalah:
a.       Program Home Room
Program ini dilakukan dilakukan di luar jam perlajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efisien.
b.      Karyawisata
Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
c.       Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam memlakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentuseperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
d.      Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu (para siswa) untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
e.       Organisasi Siswa
Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.
f.       Sosiodrama
Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial.
Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
g.      Psikodrama
Hampir sama dengan sosiodrama. Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama masalah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
h.      Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.[9]



[2] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 27-28
[3] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 28-30
[4] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 31-32
[5] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 32-33
[6] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 33-34
[7] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 34
[8] http://perahujagad.blogspot.com/2012/12/bimbingan-preventif-dan-bimbingan.html?m=1 diakses pada tanggal 5 April 2017 pada pukul 21.51 WIB
[9] http://belardobk.blogspot.co.id/2013/07/metode-bimbingan-dan-konseling.html?m=1 diakses pada tanggal 05 April 2017 pada pukul 20:28 WIB

Komentar

  1. Sands Casino: Homepage - Seattle, WA
    Visit 샌즈 카지노 쇼미더벳 us on your way to Sands Casino and Hotel, Seattle. We have hundreds of table games and a wide variety of slot machines. View a photo of our

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kode Etik Bimbingan dan Konseling

Kesehatan: Makan Terlalu Malam Bisa Picu Gangguan Kesehatan Serius