Strategi Bimbingan dan Konseling
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Strategi Bimbingan dan Konseling
Strategi
adalah suatu pola yang direncanakan dan diterapkan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan
kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.
Strategi dalam layanan bimbingan dan konseling disebut strategi layanan
bimbingan dan konseling.[1]
Berdasarkan
pada fungsi dan prinsip bimbingan, maka kerangka kerja layanan bimbingan dan
konseling itu dikembangkan dalam suatu program bimbingan dan konseling yang
dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu : 1) layanan dasar bimbingan; 2)
layanan responsif; 3) layanan perencanaan individual dan; 4) dukungan
system. Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini hanya meliputi point 1-3 dan
ditambah dengan layanan preventif dan mikro konselingnya.
1.
Layanan Dasar Bimbingan
Layar
dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh
peserta didik mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan
hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik. Tugas-tugas
perkembangan peserta didik itu sebagai berikut :
a)
Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b)
Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis
terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk
kehidupan yang sehat.
c)
Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
d)
Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima
dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
e)
Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir
dan apresiasi seni.
f)
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan mempersiapkan karir
serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
g)
Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, dan ekonomi.
h)
Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia.
Layanan dasar bimbingan ini juga berisi layanan bimbingan belajar,
bimbingan sosial, bimbingan pribadi dan bimbingan karir. Layanan ini ditunjukan
untuk seluruh peserta didik, disajikan atau diluncurkan dengan menggunakan
strategi klasikal dan dinamika kelompok.[2]
a.
Layanan dasar Bimbingan Bidang Pribadi-Sosial
Isi layanan
dasar bimbingan bidang pribadi-sosial sebagai berikut :
1)
Macam-macam kaidah ajaran islam.
2)
Pokok-pokok keyakinan ajaran agama yang dianutnya.
3)
Praktik menjalankan ajaran agama
4)
Contoh-contoh hubungan menurut ajaran agama.
5)
Praktik hubungan berdasarkan ajaran agama.
6)
Fakta perubahan fisik dan psikis remaja.
7)
Contoh-contoh sikap penerimaan terhadap perubahan fisik dan psikis.
8)
Konsep pola hidup sehat.
9)
Contoh-contoh pola hidup sehat.
10)
Cara-cara upaya mengembangkan kondisi hidup sehat.
11)
Praktik cara-cara mengupayakan pengembangan kondisi hidup sehat.
12)
Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan
sosial.
13)
Pengembangan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif
perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial.
14)
Konsep empati, contoh-contoh empati terhadap orang yang sedang
mengalami perubahan fisik dan psikis, praktik bersikap empati terhadap orang
yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis.
15)
Contoh-contoh peran pribadi
dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita, contoh-contoh penerimaan peran
pribadi sebagai pria atau wanita dalam kelompok sebaya tanpa membedakan teman
pria atau wanita pada posisi tertentu, praktik menjalankan peran dalam dan kelompok
sebaya tanpa membedakan peran pria atau wanita pada posisi tertentu.
16)
Contoh-contoh pola hubungan sosial dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria atau wanita, contoh-contoh pola hubungan sosial dengan
teman sebaya tanpa membedakan peran pria atau wanita pada posisi tertentu,
praktik menjalankan pola hubungan sosial dengan teman sebaya tanpa membedakan
peran pria atau wanita pada posisi tertentu.
17)
Contoh-contoh nilai dan cara berperilaku pribadi dalam kehidupan
sosial yang lebih luas, praktik menerapkan nilai dan cara berperilaku pribadi
dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
18)
Contoh-contoh nilai dan cara berperilaku sosial dalam kehidupan di
luar kelompok sebaya, praktik menerapkan nilai dan cara berperilaku sosial
dalam kehidupan diluar kelompok sebaya.
19)
Konsep kemampuan, bakat, minat karir, dan apresiasi seni;
identifikasi kemampuan, bakat, dan minat diri sendiri; identifikasi
kecenderungan arah karir sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat;
identifikasi arah apresiasi seni (seni rupa, seni lukis, seni sastra, seni
suara, dan lain-lain) tanpa terlalu terikat pada kemampuan, bakat, dan minat
sendiri.
20) Contoh-contoh
aspek sosial Pada tingkat
yang lebih tinggi, motivasi dan semangat untuk mempersiapkan arah karir yang
cocok bagi dirinya, motivasi dan semangat untuk berperan aktif dalam kehidupan
masyarakat.
21) Contoh-contoh aspek sosial bebagai materi yang
dipelajari di SMP, mewujudkan pengembangan penguasaan aspek sosial berbagai
materi yang dipelajari di SMP, contoh-contoh aspek sosial dari upaya melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, mewujudkan pengembangan pemanfaatan aspek-aspek
sosial untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, contoh-contoh aspek
sosial dalam mempersiapkan karir, mewujudkan pengembangan aspek-aspek sosial
dalam mempersiapkan karir, contoh-contoh aspek sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
22) Konsep dan contoh-contoh kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, dan ekonomi; contoh-contoh tentang sikap yang harus
diambil dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; motivasi
untuk melaksanakan sikap dasar dalam kehidupan mandiri secara emosional,
sosial, dan ekonomi.
23) Contoh-contoh aspek sosial dari gambaran
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; cara-cara bersikap
dalam hubungan sosial berkenaan dengan kehidupan mandiri secara emosional,
sosial, dan ekonomi; praktik cara bersikap dalam hubungan sosial berkenaan
dengan kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
24) Konsep dan contoh-contoh sistem etika dan nilai
bagi pedoman hidup sebagai pribadi dan anggota masyarakat, motivasi untuk
berpenilian sesuai dengan sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai
peribadi dan anggota masyarakat.
25) Contoh-contoh aspek sosial dalam sistem etika
dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan
warga negara; cara-cara mewujudkan aspek sosial dalam sistem etika dan
nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyakat dan warga
negara, serta penerapannya.[3]
b. Layanan Dasar
Bimbingan Bidang Belajar
Adapun isi layanan dasar bimbingan bidang belajar
sebagai berikut.
1) Contoh –contoh kegiatan belajar menurut ajaran
agama, praktik kegiatan belajar menurut ajaran agama.
2) Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan
psikis terhadap kegiatan belajar, cara-cara mengatasi kesulitan yang terjadi
akibat perubahan fisik dan fsikis dalam kegiatan belajar, praktik cara-cara
mengatasi kesulitan belajar yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis
dalam kegiatan belajar.
3) Contoh-contoh pengaruh hubungan teman sebaya
terhadap kegiatan belajar baik pengaruh positif maupun negatif, cara-cara dan
praktik pengembangan pengaruh positif hubungan teman sebaya terhadap kegiatan
bekajar, cara-cara dan praktik menghindari dan mengatasi pengaruh negatif
hubungan teman sebaya terhadap kegiatan kegiatan belajar.
4) Contoh-contoh pengaruh nilai dan cara
berperilaku pribadi dan sosial dalam kehidupan yang lebih luas terhadap
kegiatan belajar, praktik mengembangkan pengaruh yang positif dan menghindari
yang negatif perilaku peibadi dan sosial dalam kehidupan yang lebih luas
terhadap kegiatan belajar.
5) Contoh-contoh pengaruh poaitif kemampuan,
bakat, dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar; cara-cara dan penerapan
pengembangan pengaruh positif kemampuan, bakat, dan minat sendiri terhadap
kegiatan belajar; contoh-contoh pengaruh positif kecenderungan karir terhadap
kegiatan belajar; cara-cara dan penerapan pengembangan pengaruh positif
kecenderungan karir terhadap kegiatan belajar; contoh-contoh pengaruh positif
apresiasi seni terhadap kegiatan belajar; cara-cara dan peneraoan apresiasi
seni terhadap kegiatan belajar.
6) Motivasi, sikap, kebiasaan dan keterampilan
belajar di dalam dan di luar kelas, membaca cepat dan tepat, menyiapkan tugas,
karya tulis, ulangan/ujian, belajar mandiri dan kelompok, menggunakan alat
bantu dan sumber belajar (termasuk buku, kamus, ensiklopedi, jurnal, komputer
untuk semua mata pelajaran); sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar seara
optimal untuk menguasai program di SMP; praktik pengembangan sikap, kebiasaan,
dan keterampilan belajar secara optimal; sikap, kebiasaan dan keterampilan
belajar secara optimal untuk menguasi bekal bagi program pelajaran lebih
lanjut; praktik pengembangan sikap. Kebiasan dan keterampilan belajar secara
optimal untuk menguasai bekal program pelajaran lebih lanjut.
7) Contoh-contoh pengaruh positif dari gambaran
kehidupan mandiri secara emisional, sosial, dan ekonomi dalam kegiatan belajar;
cara-cara mewujudkan pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara
emosional, sosial, dan ekonomi dalam kegiatan belajar serta penerapannya.
8) Contoh-contoh pengaruh sistem etika dan nilai
bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara dalam
kegiatan belajar; cara-cara mewujudkan pengaruh sistem etika dan nilai bagi
pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara dalam
kegiatan belajar serta penerapannya.[4]
c. Layanan Dasar
Bimbingan Bidang Karir
Isi layanan dasar bimbingan bidang karir sebagai berikut.
1) Contoh-contoh pengembangan karir menurut
ajaran agama, praktik kegiatan kerja yang mengarah pengembangan karir menurut
ajaran agama.
2) Contoh-contoh pengaruh perubahan-perubahan
fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karir, cara-cara mengembangkan
kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk mengembangkan karir, praktik
cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan
karir.
3) Contoh-contoh kemanfaatan hubungan teman
sebaya dalam upaya pengembangkan persiapan karir, praktik kemanfaatan hubungan
teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir, konsep persamaan jender
dalam pilihan dan pengembangan karir.
4) Contoh-contoh keterkaitan antara nilai dan
cara-cara bertingkah laku dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap
kondisi bekerja dan pengembangan karir, praktikmewujudkan hubungan yang baik
antara berkaitan dengan kemampuan bakat
dan minat, contoh-contoh aspek sosial berkaitan dengan mengembangkan karir,
contoh-contoh aspek sosial berkaitan dengan apresiasi seni.
5) Motivasi dan
semangat untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang menjadi program
sekolah, motivasi dan semangat untuk pelajaran.[5]
2.
Layanan Responsif
Layanan
Responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi
kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan
ini bersifat preventif atau mungkin kuratif. Strategi yang digunakan adalah
konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif
ini adalah :
1)
Bidang pendidikan
2)
Bidang belajar
3)
Bidang sosial
4)
Bidang pribadi
5)
Bidang karir
6)
Bidang tata tertib sekolah
7)
Bidang narkotika dan perjudian
8)
Bidang perilaku sosial
9)
Bidang kehidupan lainnya.[6]
3.
Layanan Perencanaan Individual
Layanan
perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu seluruh
peserta didik membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan,
karir, dan social pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini adalah membantu
peserta didik memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri,
kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencana itu atas dasar
hasil pemantauan dan pemahamannya itu. Strategi peluncurannya adalah konsultasi
dan konseling.
Isi layanan
perencanaan individual sebagai berikut.
a.
Bidang pendidikan dengan topik-topiknya belajar yang efektif,
belajar memantapkan program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat, dan
karakteristik kepribadian lainnya.
b.
Bidang karir dengan topik-topiknya mengidentifikasi kesempatan
karir yang ada di lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif
terhadap dunia kerja, dan merencanakan kehidupan karirnya.
c.
Bidang sosial-pribadi dengan topik-topiknya adalah mengembangkan
konsep diri yang positif, mengembangkan keterampilan-keterampilan social yang
tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami perasaan
orang lain.[7]
4.
Layanan Preventif dan Mikro Konselingnya
Layanan
yang bersifat preventif (pencegahan) adalah pemberian bantuan kepada siswa
sebelum menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius. Cara yang ditempuh
bermacam-macam, antara lain : memelihara situasi yang baik dan menjaga situasi
itu agar tetap baik. Dalam hal ini hubungan siswa dengan guru dan staf yang
lain harus dijaga sebaik mungkin. Saling mengerti kedudukannya sehingga satu
dengan yang lainnya tidak saling membenci. Demikian juga guru dalam
menyampaikan materi harus disesuaikan dengan keadaan anak. Minat anak dan guru
berusaha semaksimal mungkin menimbulkan semangat anak agar tidak merasa bosan
terhadap guru dan materi yang diberikan.
Sehubungan
dengan hal tersebut, Dewa Ketut Sukardi menjelaskan : “Bimbingan berfungsi preventif,
pencegahan terjadinya atau timbulnya masalah dari anak didik dan berfungsi
preservation. Memelihara situasi dan menjaga supaya situasi itu tetap baik.”
(Sukardi, 1983:8).
Selanjutnya
bimbingan preventif ini bisa dengan cara penggunaan waktu senggang. Jenis
bimbingan ini untuk membantu siswa dalam menggunakan waktu senggang dengan cara
mengisi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain atau
lingkungan.
Dengan
bimbingan jenis ini diharapkan siswa mampu memanfaatkan waktu senggang dengan
mengisi kegiatan-kegiatan belajar, bekerja atau rekreasi yang membawa manfaat.
Sebagaimana
dikemukakan oleh I. Djumhur dan Moh. Surya sebagai berikut :
Kegiatan
bimbingan menggunakan waktu senggang antara lain membantu siswa dalam hal :
a.
Menggunakan waktu-waktu senggang untuk kegiatan produktif.
b.
Menyusun dan membagi waktu belajar dengan sebaik-baiknya.
c.
Mengisi dan menggunakan waktu pada jam-jam bebas, hari libur dan
sebagainya.
d.
Merencanakan suatu kegiatan. (Ahmadi, 1978:38)
Menggunakan
waktu senggang untuk kegiatan produktif, seperti: kegiatan OSIS, kepramukaan,
organisasi keagamaan, olahraga dan kesenian yang dapat mengembangkan bakat dan
potensi yang dimiliki peserta didik sehingga selalu merasa diliputi dalam
kesibukan. Hal ini sedikit sekali bagi mereka memikirkan dan mengatur waktunya
pada hal-hal yang tidak baik dan menjurus pada kegiatan amoral.
Mengenai
penggunaan waktu yang sebaik-baiknya telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam
Al-Qur’an surat Al-Ashr ayat 1-3 yaitu :
وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
Artinya : Demi
masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kesabaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kebenaran.
Dari
nash tersebut di atas dapat dipahami bahwa Islam sangat menghargai akan
perlunya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya yaitu mengisi waktu dengan
perbuatan yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi diri lingkungan.
Adapun
bimbingan yang bersifat pencegahan adalah tata tertib, menanamkan kedisiplinan,
memberikan motivasi, dan memberikan nasehat. (Anshari, 1991:67)
a.
Tata Tertib
Tata
tertib adalah beberapa peraturan yang harus ditaati dalam situasi atau dalam
suatu tata kehidupan tertentu. Peraturan tersebut dalam hal ini dapat berbentuk
tulisan atau tidak tertulis. Yang tertulis misalnya tata tertib antara guru
dengan murid, tata tertib pergaulan dan sebagainya.
b.
Menanamkan kedisiplinan
Disiplin
adalah merupakan suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafannya
mematuhi terhadap perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap suatu hal.
Karena mengerti betul-betul tentang pentingnya dan larangan tersebut. Karena
itu disiplin harus ditanamkan dalam sanubari anak. Menurut Hafi Anshari untuk menanamkan
kedisiplinan pada anak dapat diusahakan dengan jalan : pembiasaan, dengan
contoh dan teladan, dengan penyadaran dan dengan pengawasan atau kontrol.
(Anshari, 1991:68)
1)
Dengan Pembiasaan
Anak
dibiasakan untuk melakukan sesuatu dengan baik, tata tertib dan teratur,
misalnya berpakaian yang rapi, masuk dan keluar kelas harus dengan ijin guru,
harus memberi salam dan sebagainya.
2)
Dengan contoh dan teladan
Suri
tauladan yang baik perlu mendapatkan perhatian yang sesungguhnya dari guru.
Untuk itulah guru harus lebih dahulu memberikan contoh dengan perbuata yang
baik, sebab kalau tidak maka dikalagan murid akan timbul semacam protes tentang
keadaan tersebut sehingga akan menimbulkan rasa tidak senang, iri hati dan
tidak ikhlas. Perbuatan baik itu dikerjakan oleh murid hanya karena
keterpaksaan.
3)
Dengan penyadaran
Disamping
adanya pembiasaan, contoh dan teladan, maka anak semakin kritis ingin mengerti
tentang arti peraturan atau larangan tang ada. Maka kewajiban para guru untuk
memberikan penjelasan, alasan yang dapat diterima dengan baik oleh pikiran
anak. Sehingga dengan demikian timbul kesadaran anak tentang adanya perintah
yang harus dikerjakan dan larangan-larangan yang harus ditinggalkan.
4)
Dengan pengawasan atau kontrol
Bahwa
kepatuhan anak terhadap peraturan atau tata tertib mengenal juga adanya situasi
tertentu yang mempengaruhi terhadap anak. Adanya kemungkinan anak nyeleweng
atau tidak mematuhi tata tertib maka perlu diadakan pengawasan yang intensif
terhadap situasi yang tidak diinginkan yang akibatnya akan merugikan
keseluruhan.
c.
Memberi motivasi
Memberikan
motivasi disini lebih ditekankan pada pembetukan akhlaq yang baik, yang mana
akhlaq merupakan keseluruhan dari gerak hidup manusia.
Dalam
hal ini Sardiman AM mengemukakan pendapatnya: Istilah motivasi banyak digunakan
diberbagai bidang dan situasi dalam hal ini tidak akan dikemukakan motivasi
dalam bidang dan motivasi dalam pembentukan akhlaq siswa. (Sardiman, 1987:93)
d.
Memberikan Nasehat
Dalam
Bahasa Indonesia kata nasehat diartikan sebagai ajaran atau pelajaran yang
baik. Namun suatu nasehat sudah barang tentu mesti timbul dari hati nurani yang
bersih dan murni. Dengan tulus hati dengan kepentingan dan kebaikan yang
dinasehati.
Pemberian
nasehat dapat dilakukan dengan memberikan jalan untuk kebahagiaan hidup didunia
dn kebahagiaan akherat. Mengingat mereka dengan yang halus dan yang lembut
serta memberikan peringatan mengenai kelalaian mereka terhadap kewajiban
sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.[8]
B.
Metode Bimbingan dan Konseling
Metode
merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk pencapaian suatu
tujuan, karena kata metode berasal dari meta berarti melalui dan hodos berarti
jalan. Dalam bimbingan dan konseling bisa dikatakan sebagai suatu cara tertentu
yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling. Secara umum ada dua metode
dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu pertama, metode bimbingan
individual, dan kedua metode bimbingan kelompok. Metode bimbingan kelompok di
kenal juga dengan bimbingan (group guidance) sedangkan metode bimbingan
individual dikenal dengan individual konseling.
1.
Metode Bimbingan Individual
Seperti
telah disebutkan dalam pembahasan di atas bahwa konseling merupakan salah satu
teknik bimbingan. Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberiakan secara
individual dan langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing
(konselor) dengan siswa (klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan
diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to face relationship
(hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing)
konselor dengan siswa (klien). Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik
konseling, adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi.
Dalam
konseling individual, konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan
empati. Simpati ditunjukan oleh konselor melalui sikap turut merasakan apa yang
sedang dirasakan oleh klien (siswa). Sedangkan empati adalah usaha konselor
menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya.
Keberhasilan konselor bersimpati dan berempati akan memberikan kepercayaan yang
sepenuhnya kepada konselor. Keberhasilan bersimpati dan berempati dari konselor
juga akan sangat membantu keberhasilan proses konseling.
Apabila merajuk
kepada teori-teori konseling, setidaknya ada tiga cara konseling yaitu: Directive
counseling; Non directive counseling dan; Ecleretive counseling.
Banyak
teori – teori konseling yang melandasi praktik konseling; antara lain: teori
konseling psikoanalisasi (freud), teori konseling Ego (Adler, Jung dan Fromm),
teori konseling psikologi individual (Adler), teori konseling analisasi
transaksional (Berne), teori konselingself (Rogers), teori konseling gestal
(Perls), teori konseling behavioral (Skinner), teori konseling realitas
(Glasser), teori konseling relational emotive (Ellis), teori konseling logo
therapy (Frankl), teori konseling Islam, dan lain-lain. Agar lebih jelasnya
cara konseling diatas dapat di perincikan sebagai berikut:
a.
Konseling direktif (directive counseling)
Konseling
yang menggunakan metode ini, dalam prosesnya yang aktif atau paling berperan
adalah konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai
dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan
nasihat kepada klien. Praktik konseling yang dilakukan oleh para penganut teori
behavioral counseling umumnya menerapkan cara – cara di atas dalam
konselingnya. Karena praktik yang demikian, konseling ini juga dikenal dengan
konseling yang berpusat pada konselor.
Praktik
konseling direktif mendapat kritik terutama dari para penganut paham bahwa
tujuan utama dalam konseling adalah kemandirian klien (siswa). Apabila klien
masih dinasihati dan diarahkan berarti belum mandiri; sehingga tujuan utama
konseling belum tercapai. Oleh sebab itu, para penganut paham ini menganjurkan
konseling yang berpusat pada siswa (client centered ).
b.
Konseling nondirektif (non – directive counseling )
Seperti
telah di sebutkan diatas, konseling nondirektif atau konseling yang berpusat
pada siswa muncul akibat kritik terhadap konseling direktif (konseling berpusat
pada konselor). Konselor nondirektif di kembangkan berdasarkan teori client
centered ( konseling yang berpusat pada klien atau siswa). Dalam praktik
konseling nondirektif, konselor hanya menampung pembicaraan, yang berperan
adalah konselor. Klien atau konseli bebas berbicara sedangkan konselor
menampung dan mengarahkan. Metode ini tertentu sulit di terapkan kepada
kepribadian tertutup (introvert), karena klien (siswa) dengan kepribadian tertutup
biasanya pendiam dan sulit diajak bicara. Cara ini juga belum bisa diterapkan
secara efektif untuk murid sekolah dasar dan dalam keadaan siswa SMP. Metode
ini bisa diterapkansecara efektif untuk siswa SMA dan mahasiswa di perguruan
tinggi.
c.
Konseling Eklektif (Eclective counseling)
Kenyataan
bahwa semua teori cocok untuk semua individu, semua masalah siswa, dan semua
situasi konseling. Siswa disekolah atau di madrasah memiliki tipe-tipe
kepribadian yang tidak sama. Oleh sebab itu, tidak mungkin di terapkan metode
konseling direktif saja atau non direktif saja. Agar konseling berhasil secara
efektif dan efesien, tertentu harus melihat siapa siswa (klien) yang akan di
bantu dan melihat masalah yang dihadapi siswa dan melihat situasi konseling.
Apabila terhadap siswa tertentu tidak bisa di terapkan metode direktif, maka
mungkin bisa diterapkan metode nondirektif begitu juga sebaliknya. Atau apabila
mungkin adalah dengan cara menggabungkan kedua metode di atas. Penggabungan
kedua metode konseling di atas disebut metode eklektif (eclective counseling).
Penerapan metode dalam konseling adalah dalam keadaan tertentu konselor
menasihati dan mengarahkan konseli (siswa) sesuai dengan masalahnya, dan dalam
keadaan yang lain konselor memberikan kebebasan kepada konseli (siswa) untuk
berbicara sedangkan konselor mengarahkan saja.
2.
Metode Bimbingan Kelompok
Cara
ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui
kegiatan kelompok. Masalah yang
dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh kelompok
(beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah
yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.
Penyelenggaraan
bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau
individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalaam kehidupan
kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok adalah:
a.
Program Home Room
Program
ini dilakukan dilakukan di luar jam perlajaran dengan menciptakan kondisi
sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan
menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya
seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini
adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat
membantunya secara efisien.
b.
Karyawisata
Karyawisata
dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang
menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri,
kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan
cita-cita.
c.
Diskusi kelompok
Diskusi
kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk
memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan
untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
Dalam memlakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentuseperti pemimpin
diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan
demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
d.
Kegiatan Kelompok
Kegiatan
kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok
dapat memberikan kesempatan pada individu (para siswa) untuk berpartisipasi
secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan
secara kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan
menyalurkan dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan
pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
e.
Organisasi Siswa
Organisasi
siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu
teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak
masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat
dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal
berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa
dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta
harga diri siswa.
f.
Sosiodrama
Sosiodrama
dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. sosiodrama
merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah
yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui
kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran
tertentu dari situasi masalah sosial.
Pemecahan
masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah
yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi
mengenai cara-cara pemecahan masalah.
g.
Psikodrama
Hampir
sama dengan sosiodrama. Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui
drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama masalah yang
diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didramakan
adalah masalah psikis yang dialami individu.
h.
Pengajaran Remedial
Pengajaran
remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan
belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik
pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok
tergantung kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.[9]
[1] http://hadipranotostraz.blogspot.com/2013/02strategi-layanan-bimbingan-dan-konseling.html?m=1 diakses pada tanggal 05 April 2017 pada pukul 20.41 WIB
[2] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 27-28
[3] Achmad Juntika
Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT
Refika Aditama. Halaman: 28-30
[4] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 31-32
[5] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 32-33
[6] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 33-34
[7] Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman: 34
[8] http://perahujagad.blogspot.com/2012/12/bimbingan-preventif-dan-bimbingan.html?m=1 diakses pada tanggal 5 April 2017 pada pukul 21.51 WIB
[9] http://belardobk.blogspot.co.id/2013/07/metode-bimbingan-dan-konseling.html?m=1
diakses pada tanggal 05 April 2017 pada pukul 20:28 WIB
Sands Casino: Homepage - Seattle, WA
BalasHapusVisit 샌즈 카지노 쇼미더벳 us on your way to Sands Casino and Hotel, Seattle. We have hundreds of table games and a wide variety of slot machines. View a photo of our